About

Selasa, 16 Juli 2013

pengakuan

mungkin bukan hal mudah tapi ini harus aku jalani...........
mungkin q bisa di blang orang terjahat karna jujur q tak bisa.

my love in your heart 4ever................
 

Senin, 30 Januari 2012

Sejarah dan Pengertian Akuntansi



 Pengertian Akutansi

Pengertian akuntansi bagi sebagian besar orang awam, hanya diidentikan dengan sebuah proses pencatatan transaksi keuangan. Padahal, akuntansi sebenarnya lebih dari sebuah proses pencatatan semata. Hal ini sesuai dengan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar akuntansi dunia dan sudah disepakati sebagai sebuah pemikiran ilmiah.

Salah satu pihak yang memberikan pengertian akuntansi adalah American Institute of certified Public Accounts (AICPA). AICPA sendiri adalah sebuah organisasi yang terdiri dari kelompok akuntan publik Amerika yang paling banyak anggotanya.

Jika mengacu pada definisi yang digunakan AICPA tersebut, pengertian akuntansi adalah sebuah seni pencatanan, proses pengelompokan dan pengikhtisaran dengan berdasarkan pada cara-cara yang memiliki makna serta dinyatakan dalam nilai uang. Proses ini mencakup pada semua transaksi serta kejadian yang memiliki sifat keuangan untuk kemudian ditafsirkan maknanya.

Selain AICPA, organisasi akuntansi dari Amerika Serikat lain yang juga memberika pengertian akuntansi adalah American Accounting Association atau AAA. Organisasi ini menyebutkan pengertian akuntansi sebagai suatu tahap pengumpulan, pengidentifikasian, pengikhtisaran dan pembagian yang didapat dari data keuangan untuk kemudian dilaporkan pada pihak yang membutuhkan, sebagai dasar penentuan keputusan ekonomi.

Dari kedua pengertian akuntansi tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai pengertian akuntansi secara umum. Akuntansi dapat diartikan sebagai sebuah proses pencatatan, pengklasifikasian, perangkuman pengolahan dan penyajian data dari transaksi serta kejadian yang memiliki keterkaitian dengan aktivitas keuanga. Dengan demikian, hasil dari pelaporan tersebut pada nantinya bisa digunakan sebagai sebuah dasar untuk melakukan penilaian dan penganalisaan tingkat kesehatan keuangan sebuah organisasi. Dan dari hasil kesimpulan tersebut pada nantinya bisa digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan dan untuk aktivitas lain yang membutuhkan.



Sejarah Akuntansi

Akuntan sudah ditemukan sejak tahun 3600 sebelum Masehi. Pertama kali, ilmu tentang akuntansi ini dikenal di kawasan Babilonia, yang ditandai dengan adanya penemuan benda kuno. Penemuan ini adalah sebuah catatan yang terbuat dari tanah liat, dimana di dalamnya terpahat catatan mengenai pembayaran gaji. Selain itu, bukti lain bahwa akuntansi sudah ada pada masa kuno dibuktikan dengan penemuan pencatanan dan sistem kontrol akuntansi yang berada di kawasan Mesir serta Yunani.

Berbagai bukti sejarah tersebut menunjukkan bahwa pada dasanya akuntansi bukanlah sebuah cabang ilmu yang muncul di era modern. Namun, ilmu ini sudah muncul ketika kebudayaan manusia khususnya ilmu pengetahuan masih sangat sederhana. Hanya saja pada masa itu, manusia belum menyebut proses pencatatan transaksi keuangan tersebut dengan nama akuntansi.

Di sisi lain, pada masa kuni tersebut, ilmu akuntansi masih sangat terbatas penggunaannya. Di masa itu, akuntansi hanya digunakan untuk mencatat transaksi keuangan pada perusahaan yang dimiliki oleh negara. Sementara untuk sektor swasta, pencatatan tersebut belumlah diperkenalkan.

Keberadaan akuntansi untuk sektor swasta baru dikenal pada tahun 1494. Hal ini diawali di sebuah perusahaan dagang Italia yang menerapkan sistem pencatatan keuangan modern. Sistem tersebut pada saat ini dikenal dengan nama pembukuan berpasangan atau double entry system.

Penemu sistem akuntansi modern ini adalah Lucas Paciolo, yang kemudian dikenal sebagai bapak akuntansi. Lucas Paciolo inilah yang pertama kali menuliskan pelajaran mengenai akuntansi yang dituangkan di dalma bukunya, “ Summa De Arithmetica Geometrica Proportioni Et Proportionalite”.

Sistem pembukuan berpasangan ini sedikit banyak muncul sebagai hasil pengaruh pedagang Venesia. Pembukuan ini diciptakan sebagai alat pencatat atas semua sektor transaksi yang terjadi dalam proses perdagangan.

Akuntansi sendiri masuk ke Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Hanya saja, pengembangan ilmu akuntansi sendiri baru terjadi ketika Jepang mulai menguasai Indonesia. Dan ketika Indonesia sudah merdeka, mulailah dikirimkan beberapa ahli untuk belajar akuntansi ke Amerika Serikat. Itulah mengapa, pada saat ini Indonesia lebih banyak menggunakan sistem akuntansi berbasis Anglo Saxon daripada sistem kontinental.

Pada tahun 1952, seiring dengan semakin tingginya kebutuhan akuntansi di Indonesia maka beberapa perguruan tinggi yang sudah berdiri mulai membuka program pendidikan akuntansi di kampus mereka. Hal ini berlanjut dengan berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia yang munucl pertama kali pada tahun 1953.



Manfaat Akuntansi



Secara umum, akuntansi dibuat sebagai media informasi ekonomi atas sebuah lembaga atau organisasi tersebut. informasi ini diberikan kepada mereka yang memiliki kepentingan atas arus transaksi lembaga tersebut, baik yang datang dari pihak eksternal maupun internal. Biasanya, laporan akuntansi ini diwujudkan dalam bentuk angka yang mengacu pada nilai mata uang yang digunakan.

Tujuan dari akuntansi itu sendiri ada dua macam. Kedua tujuan tersebut adalah :

    Perencanaan

Informasi keuangan yang disampaikan dalam laporan akuntansi, bisa digunakan sebagai landasan sebuah lembaga untuk menentukan strategi dan juga kegiatan mereka dalam jangka waktu tertentu. Hal ini terkait dengan kesehatan keuangan dan juga cadangan modal yang tersedia pada saat itu.

    Pengendalian

Proses kegiatan sebuah lembaga dapat diketahui tingkat efektivitas dan kesehatannya melalui laporan akuntansi. Sebuah lembaga yang sehat, akan memiliki laporan akuntansi yang positif, sementara lembaga yang kurang sehat, cenderung memiliki laporan keuangan negatif. Yaitu tingkat pengeluaran lebih tinggi daripada angka pemasukan yang didapatkan.

    Pertanggungjawaban

Apabila terdapat perbedaan pad beberapa sektor, maka melalui laporan akuntansi dapat ditelusuri dimana letak perbedaan tersebut. Seperti adanya selisih antara jumlah karyawan dengan besaran gaji yang harus dibayarkan.



Pemakai Akuntansi

 Sebagaimana tujuannya, laporan akuntansi ini dibuat sebagai salah satu sumber informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memiliki kepentingan atas laporan tersebut. Beberapa pihak yang bisa dikategorikan sebagai pengguna akuntansi di antaranya adalah :

 Pihak Internal

Pihak internal adalah mereka yang berada dalam garis strukturan lembaga yang mengeluarkan laporan akuntansi tersebut. Seperti karyawan perusahaan, manajemen atau komisaris perusahaan.

Pihak Eksternal

    
    Pemilik dan calon pemilik

Pemilik membutuhkan laporan akuntansi ini sebagai alat indikator apakah perusahaan yang mereka miliki mengalami kemajuan atau tidak. Sementara, bagi calon pemilik laporan akuntansi ini berguna untuk mengetahui prospek atas perusahaan dimana mereka akan menanamkan modalnya.

      2. Kreditor dan calon kreditor

Informasi yang tercantum dalam laporan akuntansi akan menjadi dasar bagi penentuan kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman. Dengan demikian, pihak kreditor bisa menentukan apakah pinjaman yang mereka berikan ditambah atau dikurangi. Demikian pula, pihak kreditor bisa menentukan tingkat resiko yang akan didapatkan dalam proses kredit yang mereka berikan pada sebuah perusahaan. 

      3. Pemerintah

Pemerintah memiliki kepentingan terhadap laporan akuntansi sebuah perusahaan. Hal ini terkait dengan tingkat pajak  yang akan dikenakan kepada perusahaan tersebut dan juga disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

Di sisi lain, pemerintah memiliki kepentingan untuk mengetahui perkembangan sebuah perusahaan. Khususnya dikaitkan dengan informasi yang akan disampaikan dalam laporan perkembangan pembangunan pada kantor Biro Pusat Statistik. 

      4.  Pelanggan

Pelanggan memiliki kepentingan terhadap laporan akuntansi, khususnya untuk mengetahui kinerja perusahaan. Sehingga apabila sebuah perusahaan menunjukkan gejala penurunan mereka memiliki waktu yang lebih untuk mencari perusahaan alternatif guna memenuhi kebutuhan mereka.

Selasa, 06 Desember 2011

MANTAN

Seluruh rasa antusias itu seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Laras, hilang begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa.

Di sebuah kamar kost-an, aku duduk di atas tempat tidur. Tangan kananku memegang sebatang cokelat. Di tangan kiriku, aku memainkan sebuah permainan, di handphone kesayanganku.

“Tari, perasaan dari tadi pagi lo makan cokelat terus. Apa enggak takut gemuk?” tanya Wery, sambil berbaring di tempat tidur yang terletak di samping kanan tempat tidurku.

“Iya, gue heran deh sama Lestari. Padahal kalau makan cokelat enggak tanggung-tanggung. Sekali makan bisa habis dua batang. Tapi kenapa badan lo enggak gemuk sih?” Hanny yang dari tadi sibuk ber-SMS-an dengan Deni, pacarnya, ikut melibatkan diri dalam obrolan kami.

“Jangan-jangan lo muntahin lagi, ya?” timpa Wery, sebelum sempat aku menjawab pertanyaan dari mereka.

“Wah, jangan-jangan iya, nih. Lo bulemia ya?”

“Bulemia? Yang benar tuh, bulimia. Bukan bulemia. Makanya kalau punya kamus kedokteran itu dibuka-buka. Jangan disimpan aja,” ledek Wery, sambil tertawa terbahak-bahak.

Kami pun kemudian tertawa.

Begitulah suasana di kost-an bila malam tiba. Selalu ramai dengan canda tawa. Kata-kata yang Hanny dan Wery lontarkan, terkadang memang dalam. Tapi memang begitulah mereka. Ceplas-ceplos.

Untuk menanggapi mereka yang seperti itu, aku harus menganggap bahwa kata-kata yang mereka lontarkan itu tidak serius. Mereka hanya bercanda. Kalau aku mengganggap serius kata-kata mereka. Dijamin, aku enggak akan betah tinggal di kost-an.

“Eh, tapi benar enggak sih, kalau lo bulimia?” Henny masih penasaran.

“Ya, enggak lah. Ngapain juga gue harus muntahin makanan yang sudah gue makan. Kalau gue ngelakuin itu, bisa-bisa, dinding perut, usus, ginjal, gigi, semuanya rusak. Dan yang lebih parah, gue bisa meninggal karena kekurangan gizi. Mending gue meninggal karena dicium Fikri, dari pada gue meninggal karena kekurangan gizi,” aku yang sejak tadi bergeming, akhirnya menanggapi kata-kata mereka.

“Cieee... yang tadi pagi baru jadian. Omongannya enggak nahan.”

Tok... tok... tok....

Tiba-tiba pintu rumah di ketuk dari luar.
Wery, yang bertugas piket hari ini, bangkit untuk membukakan pintu.

“Tari, gue mau curhat!” Laras, saudara kembarku, sudah berdiri di depan pintu kamar, padahal baru lima belas detik Wery membuka pintu. Laras kemudian langsung berlari ke arahku.

“Lo ke sini sama siapa? Sudah malam begini,” tanyaku, heran.

“Sendiri. Gue sengaja ke sini, mau curhat sama elo. Lagian, besok gue enggak ada jadwal kuliah. Jadi gue bisa nginep di sini.”
“Eh... enggak bisa, enggak bisa. Bertiga aja sudah sempit. Apalagi ditambah satu gajah.” Hanny protes.

“Teman lo keterlaluan banget, sih. Masa gue dibilang gajah. Lagian, kamar ini kan masih luas banget!” Laras marah.

“Hanny memang begitu. Udah, enggak usah di masukin ke hati. Cuekin aja. Kita pindah ke kamar sebelah aja, yuk.”

Aku dan Laras kemudian bergeras meninggalkan kamar yang ditempati Hanny dan Wary. Kami menuju kamar yang lain, yang terletak tidak jauh dari kamar mereka.

Di rumah yang kami kontrak ini, hanya mempunyai dua kamar. Satu kamar untuk tidur. Satu kamar lagi untuk lemari pakaian dan rak buku. Kami sengaja mengaturnya seperti itu. Karena yang tinggal di rumah ini bukan hanya dua orang. Melainkan tiga orang. Selain itu, agar kebersamaan dan kekeluargaan di antara kami lebih terasa.

Sesampainya di kamar, laras langsung merebahkan diri ke karpet, yang berada tepat di tengah-tengah deretan lemari. Aku yang memang sudah lelah, ikut berbaring di sampingnya.

“Tari, lo tahu enggak. Tadi pagi gue ketemu cowok, cakep banget. Rambutnya ikal, matanya cokelat, hidungnya mancung, senyumnya manis, terus di pipi kanannya ada tahi lalat. Pokoknya sempurna banget, deh. Gue suka sama dia.”

“Ketemu di mana? Namanya siapa?” tanyaku, antusias. Perasaan lelah itu hilang seketika, tergantikan olah semangat yang baru. Karena baru kali ini Laras menceritakan tentang perasaannya pada seorang pria. Baru kali ini dia jatuh cinta. Padahal usianya sudah hampir sembilan belas tahun.

“Gue ketemu dia waktu di toko buku. Namanya Fikri.”

“Siapa?!” tanyaku, tak percaya.

“Fikri. Fikri Adi Dinata. Kalau enggak salah, dia juga kuliah di kampus lo, di jurusan Kesehatan Masyarakat. Lo kenal?! Ih... salamin ya.”
Seluruh rasa antusias itu seakan luruh. Semangatku untuk mendengar cerita Laras, hilang begitu saja. Kebahagiaan yang tadi sempat mengisi relung hatiku, tercabut secara paksa. Meskipun begitu, aku tidak ingin mengecewakan Laras. Aku tetap mendengarkan cerita tentang pertemuannya dengan Fikri. Tak tega rasanya membuatnya kecewa. Ia begitu bersemangat, begitu bahagia.

Aku benar-benar bingung sekarang. Aku harus bagaimana?! Laras ternyata mencintai Fikri, pacarku sendiri. Ini bukan salahnya, karena dia tidak pernah mengetahui bahwa aku dan Fikri, sebenarnya pacaran. Ini adalah kesalahanku sepenuhnya, karena aku tidak pernah memberi tahu Laras. Tapi aku tidak tega menghancurkan perasaannya. Cinta pertamanya!
***

“Fikri, hari ini kamu masih ada jam kuliah enggak?”

“Enggak ada. Memang ada apa?”

“Aku ingin ke pantai. Kamu mau menemaniku?”

“Untuk kamu, apa sih yang enggak?”

“Ya sudah. Berangkat, yuk.”

“Oke.”

RX King milik Fikri melaju dengan kencang. Membelah jalanan Kota Baja yang penuh debu.

Semilir angin pantai menerpa wajah tirusku, yang terduduk bagai di hamparan lautan es kim. Rambut ikal bergelombang menari mengikuti arah angin berhembus. Lenganku memeluk lutut. Pandanganku lurus ke garis horizontal.

Fikri duduk di samping kiriku. Kedua kakinya diluruskan. Tangannya meremas butir-butir pasir yang ada di samping kanan dan kirinya. Selama beberapa saat kami terdiam. Hanya suara debur ombak yang terdengar.

“Tari, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?” tanya Fikri, tiba-tiba. Ia seakan merasakan ada sesuatu yang kusembunyikan.

Aku bangkit, kemudian berseru, “Fikri, aku ingin bermain dengan ombak.” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

Fikri kemudian menggenggam dengan lembut tanganku. Aku menatapnya. Mataku dan matanya saling beradu. Ada kepedihan di hatiku.

Aku melepaskan genggaman Fikri. Dengan gontai aku melangkah, mendekati riak ombak yang menjilati hamparan es krim itu. Fikri menyejajarkan langkahnya dengan langkahku.
Aku hentikan langkahku, saat ombak yang menerjang kakiku semakin kuat. Fikri masih berada di sampingku.

“Sayang, kamu kenapa? Pasti ada sesuatu hal yang ingin kamu katakan padaku.”

“Fikri, kita adu lari, yuk. Sampai tembok pembatas itu ya,” untuk kedua kalinya aku mengalihkan pembicaraan.

“Oke. Tapi kalau kamu kalah, kamu harus mengatakan yang sejujurnya. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan.”

Setelah aku merasa letih, aku kemudian berhenti dan berbalik. Ternyata aku sudah jauh meninggalkan Fikri, yang memang tidak ikut berlari. Masih dengan nafas tersengal-sengal, aku kembali berlari ke arah Fikri. Aku merasakan beban di hatiku kini sedikit berkurang.

“Kamu curang,” seruku, masih dengan tersengal-sengal.

“Kamu larinya semangat banget, sih. Jadi aku enggak bisa menyusul deh,” jawab Fikri, sekenanya.

Aku kemudian terdiam. Pandanganku kembali tertuju ke garis horizontal. Namun kini, sebuah senyuman mengembang dari bibir tipisku. Perasaanku lebih tenang.

“Sayang, sebenarnya ada apa sih?”.

“Aku hanya ingin menghabiskan waktu denganmu. Hanya bersamamu, hari ini,” jawabku. Pandanganku masih tertuju ke garis horizontal.

Fikri kemudian tersenyum, sambil berkata, “Aku pikir kamu mau cerita sesuatu. Karena kamu selalu mengajak aku ke pantai, kalau mau cerita sesuatu.”

“Masa, sih?”

“Bukannya iya?”

Kami pun bercanda dan tertawa. Menghabiskan hari ini bersama. Berdua, di tepi pantai. Kami bercanda dan tertawa, hingga senja berada di ufuk barat.
***

Kala senja berada di ufuk Barat, tepat berada di tengah garis horizontal, aku mengatakan, “Fikri, aku sudah memutuskan bahwa aku enggak bisa melanjutkan hubungan kita. Aku enggak bisa pacaran sama kamu. Ada seseorang yang lebih pantas untukmu.”
“Maksud kamu apa?!”

Aku kemudian menarik nafas, dalam dan panjang. Menghembuskannya perlahan. Aku berusaha untuk tersenyum, meskipun hatiku terluka. Sama seperti yang Fikri rasakan saat ini.

“Aku sudah terlalu sering menyakitimu. Aku tidak berhak mendapatkan cintamu. Kamu berhak mendapatkan wanita lain yang lebih baik dariku. Dia adalah Laras.”

“Laras?! Saudara kembarmu? Lestari, cinta itu bukan bola, yang bisa kamu oper sesuka hatimu. Sekalipun, kepada saudara kembarmu!” Fikri marah besar.

Hatiku semakin terluka. Aku menyadari, bahwa cinta memang bukanlah sebuah bola. Tapi demi kebahagiaan Laras, aku berharap, cintamu padaku seperti halnya sebuah bola. Sehingga cinta itu bisa dioper kepada Laras. Dan membuatnya bahagia.

Untuk melihat kumpulan cerpen remaja selengkapnya, maka teman-teman dapat langsung mengunjung situs Aneka Yess yang mempublikasikan banyak sekali cerpen, yaitu berada pada alamat  

www.anekayess-online.com/cerpen

daerah ku tercinta

Saya berasal dari daerah yang aman,damai,asri....
berada di daerah desa yang sejuk bisa di bilang jauh dari polusi kota..... rumah saya berada di Neglasari,kecamatan Pamarican kabupaten ciamis Jawa Barat.
rumah saya berada di tepi bukit......bila pagi menjelang udaranya sangat dingin sampai-sampai enggan untuk berpaling dari  kasur dan selimut yang tebal.......

Daerah saya terkenal dengan gula merahnya yg terjamin bagus kualitasnya...karena masih jarang yg memakai obat untuk membuat gula....gula yang memakai obat akn terasa agak pahit.....
Walaupun jalan ke rumah saya tidak bagus karna aspalnya yang sudah bolong-bolong dimana-mana karena yang sering melewati daerah saya truk besar pengangkut kayu dari gunung,tetapi kalian tidak akan kecewa bila kalian ingin berkunjung ke sana karena masih terjaga rasa solidaritas dan gotong royong diantara warga yang akan membuat kalian betah dan rasanya tidak ingin pulang ke rumah.